Rabu, 28 Agustus 2013

NOVEL (HUMAN AND DARK PERSON)



 Analisis 1
Tempat terjauh
Lebih dari berabad-abad jutaan manusia semakin  bertambah pesat,sesaat saja manusia semakin mementingkan egoisme mereka bahkan membunuh untuk mendapatkan apa yang seharusnya di genggaman mereka.penjuru dunia yang tercipta barat,timur,selatan dan utara elemen air,tanah,udara dan api,samudra yang terbentang pasifik,hindia,atlantik dan arttik menjadi perebutan kekuasaan manusia, perang yang telah terjadi dari setengah abad yang lalu,ledakan bom   dan nuklir yang menjadi senjata pembunuh di tiap Negara.bahkan senjata maupun virus mematikan saat ini sudah menjadi bahan penelitian untuk lebih dikembangkan dan semua hanya untuk kekuasaan semata.para dictator serta lintah darat yang merajalela di atas penderitaan manusia.
Zaman ini cinta dan kasih semakin sulit untuk didapatkan,kata-kata yang keluar dari mulut siapa saja,jauh di tempat sana juga berdiri organisasi gelap dibawah naungan arbaddon,pemimpin terbesar di perkumpulan itu sudah memiliki kekuasaan yang berada di daerah terpencil dan pemegang para dictator politik yang berlindung di bawahnya.semua kejahatan dan keburukan berada di bawah dilindungannya,saudara tafa atau sering di sebut arbaddon yang menentang keinginanya ikut di bunuh terkecuali keponakannya yang baru berumur 2 hari diangkat sebagai anaknya dan anak itu tumbuh sebagai orang yang paling berharga bagi arbaddon,bakat orang tuanya yang diturunkan kepada doni yang nama sebenarnya adalah arkam.arkam yang saat ini berusia 25 tahun,melanjutkan pendidikan di kesenian tapi semua itu hanya kedok belaka menutupi kesehariannya duduk di laboraturium menyelesaikan penelitian yang akan menjadi ancaman manusia untuk tunduk hanya kepada satu penguasa.doni lebih banyak menghabiskan waktunya untuk meneliti bahkan untuk memikirkan siapa dirinya dan untuk apa dia hidup tidak pernah sedikitpun terlintas dibenaknya untuk tahu.
            Siang itu mobil mewah berwarna perak fortuna melaju memasuki perkampuhan kumuh,hewan besi itu tidak asing di mata penduduk kampung yang memang sering datang mengunjungi lokasi ini.tatapan tajam,rambut terurai panjang,poni yang menutupi ubun-ubun laki-laki tinggi bertubuh kekar turun setelah menitipkan mobilnya pada anak-anak yang menjaga di lorong gelap yang akan di tujunya. Dua pria yang berdiri menjaga pintu masuk menyambut langkahnya.
“ bos sejak tadi menunggumu didalam!” kata laki-laki gemuk tanpa rambut membuka pintu yang merupakan markas arbaddon berdiri hampir satu setengah abad dengan generasi kelima adalah arbaddon.
Laki-laki itu masuk, di hadapannya sudah duduk para orang-orang penting arbaddon ,kursi yang kosong disediakan untuknya.tatapan pencipta kejahatan menghujaninya
“doni anakku,sudah lama kita tida bertemu” arbaddon memeluk doni mencium kepalanya mempersilahkan semuanya kembali duduk. Pertemuan yang dilaksanakan setahun sekali ini melibatkan orang-orang yang memiliki kekuasaan di sebagian pemerintahan Indonesia,para pemegang kertas hijau yang ingin mendapatkan lebih dari apa yang sepantasnya mereka dapatkan, hak rakyat berada ditangan mereka,jeritannya hanya sebuah lantunan api yang indah digendangnya, para mantan tahanan bahkan pelarian penjahat dan teroris ternama yang ada di Indonesia menjadi hamba penguat bagi arbaddon.Selain di laboraturium doni juga menguasai teknik merakit bom dengan skala kecil tapi bisa menghancurkan satu gedung tinggi dan perakitan senjata yang tidak kala hebatnya dari senjata milik rusia dan jerman,dirinya bahkan sering ikut terlibat dalam perampokan dan membunuh orang-orang tidak bersalah.terkadang doni sendiri sering menyalahkan dirinya berada di antara arbaddon tetapi ketika teringat ucapan arbaddon dirinya ada untuk menghancurkan walaupun dia tahu jika dirinya bukan darah daging arbaddon.selesai pertemuan satu persatu orang-orang arbaddon meninggalkan tempat itu,karena apabila sekaligus mereka terlihat di luar sana maka intel kepolisian akan mencurigai mereka di tambah lagi FBI serta CIA juga mulai menyelidiki mereka secara gerakan rahasia,walaupun peninggi Indonesia tidak setuju, bahwa saat ini arbaddon menjalankan kekuasaan rahasia di Indonesia untuk menjatuhkan Amerika target pertama penghancuran,apalagi setelah mengetahui seseorang yang ahli dalam pembuatan senjata yaitu doni berada di antara mereka.gelagat rahasia kini semakin dijaga pengikut arbaddon untuk berhati-hati dan kini sesuatu yang kecil tetapi akibatnya besar sedang di tunggu oleh arbaddon dari doni.
Di ruangan itu hanya mereka berdua doni dan arbaddon,arbaddon yang menanyakan perkembangan virus yang diberitakan doni kepadanya sejak dua tahun yang lalu.
“aku belum mengujinya,hanya setetes yang siap di uji sekarang.” Doni mengeluarkan botol kecil yang hanya berisi setetes air dengan sedikit uap yang menempel di dinding kaca.
“bagus nak,”
“tapi sisa virus yang lain kita tunggu lebih lama untuk mengembangkannya,dan yang aku bawa ini hanya bisa membunuh yang hidup dalam skala 100 lebih” doni menyodorkan botol ke arbaddon.
“berapa lama waktuku untuk menunggu nak,aku tidak yakin umurku sampai pada saat itu”
“4 tahun,tapi aku bisa mempercepatnya dari 3 tahun,dengan menaikkan suhu dingin,panas secara seimbang”
“3 tahun ….. baiklah aku menunggu untuk itu dan…………..??” arbaddon memegang bahu doni
“kamu harus selalu di sisiku nak,karena yang aku lihat sekarang kamu sedang memikirkan sesuatu”
“apa kamu meragukanku?”Tanyanya
“mungkin ini hanya perasaanku saja (tersenyum sinis) bila ini terjadi! Kamu tahu apa yang akan aku lakukan?” doni yang masih berdiri memperhatikan sosok gelap arbaddon yang telah pergi.
            Doni melangkah keluar,ucapan yang tergiang di benakknya,bahkan dia sendiri tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya.dirinya setiap hari melihat tidak keadilan manusia untuk itulah di dalam hatinya ada tekad yang kuat untuk menghancurkan agar keseimbangan bisa membaik.kepeduliannya akan dirinya tidak dihiraukannya sehingga atheis dalam dirinya terikat kuat,tapi ikatan itu mulai rapuh,menunggu apakah sesuatu akan menjadikan kekuatan atheis dalam dirinya,kecamukan kejahatan dalam dirinya yang semakin merajang batu dalam dirinya.setiap gerakan angin yang pergi dan menjadi tidak berharga setiap tunggakan kakinya untuk melangkah seperti tiupan angin yang siap mendorongnya semakin kuat agar dia tetap bergerak dengan mudah.semakin lemah pertahanan itu entah apa yang membuatnya berpikir mulai rasional tentang kehidupan orang lain.berjalanan ditengah kerumunan makhluk bumi tapi pikirannya berada diluar jangkauan kondisi lingkungannya yang rancu,ia tersadar dari lamunannya berhenti sejenak memperhatikan sekitar lingkungan yang dilaluinya,para orang tua yang menyisiri anak cucu mereka,para tuna rungu duduk termenung ditangga sambil membersihkan kuku-kuku kaki mereka,anak-anak berlarian mengejar tawa mereka,para remaja putri duduk membicarakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kehidupan mereka mata doni tidak bisa melihat dan mengambil makna kehidupan yang setiap detiknya berubah sedangkan diluar sana para lintah darat menikmati ruangan dingin,makanan enak dan begitu memuakkan jika dia tersadar kembali apa yang akan dilakukan pada mereka yang tidak bersalah.
Kakinya kembali melangkah menghampiri kuda kesayangannya,melaju meninggalkan perkampungan,ingatannya kembali mengingat kejadian 5 tahun lalu saat dirinya pertama kali mengotori tangannya dengan darah.
Ketika itu cuaca panas menyelimuti seluruh kota termasuk kota Pinrang yang padat akan penduduk dan kendaraan yang memenuhi setiap jalan begitu padat dan panas,sungguh membuat ubun-ubun kepala ingin retak seperti gersangnya padang gurung.kota yang begitu sepi membuat matahari murung karena hanya beberapa manusia yang bisa beraktifitas di bawa teriknya,saat ini kumpulan manusia memenuhi pusat perbelanjaan(mall). Umur Doni saat itu masih begitu muda dengan menggunakan topi hitam serta tas yang tergantung di lengannya langkah terburu-buru di sampingnya terdapat 3 orang yang berpakaian sama dengannya,setelah melewati pengamanan mall mereka berpisah.hampir setengah jam mereka kembali terlihat di depan mall ketiga teman yang berada di samping doni tersenyum sambil memperhatikan gedung besar yang dipenuhi makhluk bumi itu.
“benar-benar waktu yang tepat mereka seperti semut yang di bawa dengan mudahnya”sahut ferdi melihat wajahnya saja sudah sangat jelas tertulis ucapan perpisahan pada makhluk yang dia sebut semut itu.
“waktunya hanya beberapa menit lagi….” Tambah gogong,di antara mereka gogonglah yang paling tua begitu tampak pada garis-garis wajahnya yang mengerut usianya memang cukup tua melakukan tugas ini,sedangkan Tuyang hanya diam membenarkan mereka,dia pemimpin aksi teroris,Doni yang baru pertama kali tampak biasa-biasa saja dan lebih dulu meninggalkan mereka bertiga.tiba terdengar suara ledakan pertama Doni berhenti dan berbalik lantai dasar sudah dipenuhi asap yang menyembul keluar orang-orang yang tadinya sibuk dengan urusan mereka kini berhamburan keluar bagai semut yang telah di ganggu sarangnya.ketiga temannya masih berdiri setelah beberapa lama dan ikut bergabung dengan orang-orang yang berlarian. Doni masih berdiri menyaksikan kejadian itu,setelah bom pertama,kedua,ketiga dan keempat meledak