Analisis 1
Tempat
terjauh
Lebih
dari berabad-abad jutaan manusia semakin
bertambah pesat,sesaat saja manusia semakin mementingkan egoisme mereka
bahkan membunuh untuk mendapatkan apa yang seharusnya di genggaman mereka.penjuru
dunia yang tercipta barat,timur,selatan dan utara elemen air,tanah,udara dan
api,samudra yang terbentang pasifik,hindia,atlantik dan arttik menjadi
perebutan kekuasaan manusia, perang yang telah terjadi dari setengah abad yang
lalu,ledakan bom dan nuklir yang
menjadi senjata pembunuh di tiap Negara.bahkan senjata maupun virus mematikan
saat ini sudah menjadi bahan penelitian untuk lebih dikembangkan dan semua
hanya untuk kekuasaan semata.para dictator serta lintah darat yang merajalela
di atas penderitaan manusia.
Zaman
ini cinta dan kasih semakin sulit untuk didapatkan,kata-kata yang keluar dari
mulut siapa saja,jauh di tempat sana juga berdiri organisasi gelap dibawah
naungan arbaddon,pemimpin terbesar di perkumpulan itu sudah memiliki kekuasaan
yang berada di daerah terpencil dan pemegang para dictator politik yang
berlindung di bawahnya.semua kejahatan dan keburukan berada di bawah
dilindungannya,saudara tafa atau sering di sebut arbaddon yang menentang
keinginanya ikut di bunuh terkecuali keponakannya yang baru berumur 2 hari
diangkat sebagai anaknya dan anak itu tumbuh sebagai orang yang paling berharga
bagi arbaddon,bakat orang tuanya yang diturunkan kepada doni yang nama
sebenarnya adalah arkam.arkam yang saat ini berusia 25 tahun,melanjutkan
pendidikan di kesenian tapi semua itu hanya kedok belaka menutupi kesehariannya
duduk di laboraturium menyelesaikan penelitian yang akan menjadi ancaman
manusia untuk tunduk hanya kepada satu penguasa.doni lebih banyak menghabiskan
waktunya untuk meneliti bahkan untuk memikirkan siapa dirinya dan untuk apa dia
hidup tidak pernah sedikitpun terlintas dibenaknya untuk tahu.
Siang itu mobil mewah berwarna perak
fortuna melaju memasuki perkampuhan kumuh,hewan besi itu tidak asing di mata
penduduk kampung yang memang sering datang mengunjungi lokasi ini.tatapan
tajam,rambut terurai panjang,poni yang menutupi ubun-ubun laki-laki tinggi
bertubuh kekar turun setelah menitipkan mobilnya pada anak-anak yang menjaga di
lorong gelap yang akan di tujunya. Dua pria yang berdiri menjaga pintu masuk
menyambut langkahnya.
“
bos sejak tadi menunggumu didalam!” kata laki-laki gemuk tanpa rambut membuka
pintu yang merupakan markas arbaddon berdiri hampir satu setengah abad dengan
generasi kelima adalah arbaddon.
Laki-laki
itu masuk, di hadapannya sudah duduk para orang-orang penting arbaddon ,kursi
yang kosong disediakan untuknya.tatapan pencipta kejahatan menghujaninya
“doni
anakku,sudah lama kita tida bertemu” arbaddon memeluk doni mencium kepalanya
mempersilahkan semuanya kembali duduk. Pertemuan yang dilaksanakan setahun
sekali ini melibatkan orang-orang yang memiliki kekuasaan di sebagian
pemerintahan Indonesia,para pemegang kertas hijau yang ingin mendapatkan lebih
dari apa yang sepantasnya mereka dapatkan, hak rakyat berada ditangan
mereka,jeritannya hanya sebuah lantunan api yang indah digendangnya, para
mantan tahanan bahkan pelarian penjahat dan teroris ternama yang ada di
Indonesia menjadi hamba penguat bagi arbaddon.Selain di laboraturium doni juga
menguasai teknik merakit bom dengan skala kecil tapi bisa menghancurkan satu
gedung tinggi dan perakitan senjata yang tidak kala hebatnya dari senjata milik
rusia dan jerman,dirinya bahkan sering ikut terlibat dalam perampokan dan
membunuh orang-orang tidak bersalah.terkadang doni sendiri sering menyalahkan
dirinya berada di antara arbaddon tetapi ketika teringat ucapan arbaddon
dirinya ada untuk menghancurkan walaupun dia tahu jika dirinya bukan darah
daging arbaddon.selesai pertemuan satu persatu orang-orang arbaddon
meninggalkan tempat itu,karena apabila sekaligus mereka terlihat di luar sana
maka intel kepolisian akan mencurigai mereka di tambah lagi FBI serta CIA juga
mulai menyelidiki mereka secara gerakan rahasia,walaupun peninggi Indonesia
tidak setuju, bahwa saat ini arbaddon menjalankan kekuasaan rahasia di
Indonesia untuk menjatuhkan Amerika target pertama penghancuran,apalagi setelah
mengetahui seseorang yang ahli dalam pembuatan senjata yaitu doni berada di
antara mereka.gelagat rahasia kini semakin dijaga pengikut arbaddon untuk
berhati-hati dan kini sesuatu yang kecil tetapi akibatnya besar sedang di
tunggu oleh arbaddon dari doni.
Di
ruangan itu hanya mereka berdua doni dan arbaddon,arbaddon yang menanyakan
perkembangan virus yang diberitakan doni kepadanya sejak dua tahun yang lalu.
“aku
belum mengujinya,hanya setetes yang siap di uji sekarang.” Doni mengeluarkan
botol kecil yang hanya berisi setetes air dengan sedikit uap yang menempel di
dinding kaca.
“bagus
nak,”
“tapi
sisa virus yang lain kita tunggu lebih lama untuk mengembangkannya,dan yang aku
bawa ini hanya bisa membunuh yang hidup dalam skala 100 lebih” doni menyodorkan
botol ke arbaddon.
“berapa
lama waktuku untuk menunggu nak,aku tidak yakin umurku sampai pada saat itu”
“4
tahun,tapi aku bisa mempercepatnya dari 3 tahun,dengan menaikkan suhu
dingin,panas secara seimbang”
“3
tahun ….. baiklah aku menunggu untuk itu dan…………..??” arbaddon memegang bahu
doni
“kamu
harus selalu di sisiku nak,karena yang aku lihat sekarang kamu sedang
memikirkan sesuatu”
“apa
kamu meragukanku?”Tanyanya
“mungkin
ini hanya perasaanku saja (tersenyum sinis) bila ini terjadi! Kamu tahu apa
yang akan aku lakukan?” doni yang masih berdiri memperhatikan sosok gelap
arbaddon yang telah pergi.
Doni melangkah keluar,ucapan yang
tergiang di benakknya,bahkan dia sendiri tidak tahu apa yang terjadi pada
dirinya.dirinya setiap hari melihat tidak keadilan manusia untuk itulah di
dalam hatinya ada tekad yang kuat untuk menghancurkan agar keseimbangan bisa
membaik.kepeduliannya akan dirinya tidak dihiraukannya sehingga atheis dalam
dirinya terikat kuat,tapi ikatan itu mulai rapuh,menunggu apakah sesuatu akan
menjadikan kekuatan atheis dalam dirinya,kecamukan kejahatan dalam dirinya yang
semakin merajang batu dalam dirinya.setiap gerakan angin yang pergi dan menjadi
tidak berharga setiap tunggakan kakinya untuk melangkah seperti tiupan angin
yang siap mendorongnya semakin kuat agar dia tetap bergerak dengan mudah.semakin
lemah pertahanan itu entah apa yang membuatnya berpikir mulai rasional tentang
kehidupan orang lain.berjalanan ditengah kerumunan makhluk bumi tapi pikirannya
berada diluar jangkauan kondisi lingkungannya yang rancu,ia tersadar dari
lamunannya berhenti sejenak memperhatikan sekitar lingkungan yang
dilaluinya,para orang tua yang menyisiri anak cucu mereka,para tuna rungu duduk
termenung ditangga sambil membersihkan kuku-kuku kaki mereka,anak-anak
berlarian mengejar tawa mereka,para remaja putri duduk membicarakan sesuatu
yang tidak sesuai dengan kehidupan mereka mata doni tidak bisa melihat dan
mengambil makna kehidupan yang setiap detiknya berubah sedangkan diluar sana
para lintah darat menikmati ruangan dingin,makanan enak dan begitu memuakkan
jika dia tersadar kembali apa yang akan dilakukan pada mereka yang tidak
bersalah.
Kakinya
kembali melangkah menghampiri kuda kesayangannya,melaju meninggalkan
perkampungan,ingatannya kembali mengingat kejadian 5 tahun lalu saat dirinya
pertama kali mengotori tangannya dengan darah.
Ketika
itu cuaca panas menyelimuti seluruh kota termasuk kota Pinrang yang padat akan
penduduk dan kendaraan yang memenuhi setiap jalan begitu padat dan panas,sungguh
membuat ubun-ubun kepala ingin retak seperti gersangnya padang gurung.kota yang
begitu sepi membuat matahari murung karena hanya beberapa manusia yang bisa
beraktifitas di bawa teriknya,saat ini kumpulan manusia memenuhi pusat
perbelanjaan(mall). Umur Doni saat
itu masih begitu muda dengan menggunakan topi hitam serta tas yang tergantung
di lengannya langkah terburu-buru di sampingnya terdapat 3 orang yang
berpakaian sama dengannya,setelah melewati pengamanan mall mereka berpisah.hampir setengah jam mereka kembali terlihat di
depan mall ketiga teman yang berada
di samping doni tersenyum sambil memperhatikan gedung besar yang dipenuhi
makhluk bumi itu.
“benar-benar
waktu yang tepat mereka seperti semut yang di bawa dengan mudahnya”sahut ferdi
melihat wajahnya saja sudah sangat jelas tertulis ucapan perpisahan pada
makhluk yang dia sebut semut itu.
“waktunya
hanya beberapa menit lagi….” Tambah gogong,di antara mereka gogonglah yang
paling tua begitu tampak pada garis-garis wajahnya yang mengerut usianya memang
cukup tua melakukan tugas ini,sedangkan Tuyang hanya diam membenarkan
mereka,dia pemimpin aksi teroris,Doni yang baru pertama kali tampak biasa-biasa
saja dan lebih dulu meninggalkan mereka bertiga.tiba terdengar suara ledakan
pertama Doni berhenti dan berbalik lantai dasar sudah dipenuhi asap yang
menyembul keluar orang-orang yang tadinya sibuk dengan urusan mereka kini
berhamburan keluar bagai semut yang telah di ganggu sarangnya.ketiga temannya
masih berdiri setelah beberapa lama dan ikut bergabung dengan orang-orang yang berlarian.
Doni masih berdiri menyaksikan kejadian itu,setelah bom pertama,kedua,ketiga
dan keempat meledak